Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini

Jumat, 02 Maret 2012

ADAKAH PACARAN YANG ISLAMI

Dilihat dari arti bahasa, pacar berasal dari nama sejenis tanaman hias yang cepat layu dan mudah di semaikan kembali. Tanaman ini tidak bernilai ekonomis ( murahan ) sehingga tidak diperjual belikan. Hal ini sebagai simbol bahwa pacaran adalah perilaku yang tidak bernilai. Jika suatu waktu puas dengan pacarnya, maka dia akan mudah beralih kepada pacarnya yang baru. Pacaran sendiri dapat diartikan ajang saling mengenal agar mengetauhi karakter masing-masing. Kenyataannya justru bukannya saling mengenal tetapi upaya melampiaskan nafsu birahi. Seorang laki-laki menemui pacarnya, umumnya bukan untuk menyelediki latar belakang si wanita itu, melainkan ingin melihat kecantikan wajahnya dan kemolekan tubuhnya. Dari sudut bahasa sudah jelas bahwa pacaran adalah hubungan cinta kasih antara lawan jenis di luar nikah, tidak bernilai dan mengandung unsur-unsur yang membayakan masa depan kedua pasangan tersebut di dunia maupun akhirat.
Dalam praktek pacaran, ada transfer birahi antara kedua lawan jenis yang dilanda asmara. Mengingat landasan pertemuan keduanya adalah nafsu birahi maka jangan heran jika dalam prakteknya akan ditemui unsur-unsur yang mengarah pada pemuasan nafsu birahi. Apalagi berdua ditempat sepi baik di rumah atau ditempat rekreasi, mereka berdua akan semakin mudah melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Berdua ditempat sepi menunjukkan sikap yang tidak bertanggung jawab karena keduanya sengaja menjerumuskan diri pada jurang kehancuran. Apalagi syetan sebagai pihak ketiga, akan terus memanas-manasi kedua insan yang dilanda asmara itu untuk terus menerus menuju pemuasan yang sesungguhnya yaitu zina
Sabda Rasulullah SAW : “ Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi muhrimnya, sebab bila demikian syetanlah yang menjadi pihak ketiganya.” ( HR.Ahmad )
Sebenarnya pacaran bukan dari islam, melainkan budaya jahiliyah yang harus ditinggalkan oleh segenap remaja muda Islam. Karena itu mustahil ada pacaran dalam Islam atau mustahil ada pacaran yang islami. Seperti halnya mustahil ada judi yang islami, bangkai islami, khalwat islami, dll. Yang haram tetap haram dan tidak bias berubah hokum sekalipun dikaitkan dengan simbol-simbol Islam. Bagi mereka yang tetap berpijak pada langkah-langkah jahiliyah
Rasulullah SAW memperingatkan : “ barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan kaum itu” ( HR. Muslim )
Pacaran itu jalan syetan yang lurus menuju neraka
Surat Al-A’raf berbunyi : “ Hai anak Adam, Janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh Syetan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapaknya dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kedua auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syetan-syetan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman “
Dari surat diatas mengingatkan kita pada kisah 2 hamba Allah yang telah digelincirkan oleh syetan yaitu Nabi Adam dan Hawa. Allah SWT memperigatkan agar anak keturunan Adam selalu waspada dari godaan Syetan. Syetan itu sungguh licik, dia menggoda secara halus dan setahap demi setahap, asalnya sekedar saling berkenalan akhirnya sampai pada zina. Pacaran dikatakan syetan jalan lurus menuju neraka karena fitnah seksual adalah simbol syetan yang paling efektif. Setiap manusia mempunyai nafsu birahi, dan nafsu itu akan ditunggangi oleh syetan agar manusia melampiaskan keluar dari jalur islam. Diantara cara syetan menunggangi nafsu itu adalah dengan pacaran. saat berduaan dengan pacar, syetan apling aktif membisikkan pada mereka berdua agar menghabiskan waktunya dengan penuh kemesraan. Syetan terus menerus membisikkan kalimat semu, sehingga 2 insan itu larut dalam kenikmatan berpacaran yang menghantarkannya pada jurang kehinaan. Akibatnya setelah berzina, lantas hamil, kemudian aborsi atau membunuh itulah syetan yang tidak henti membisikkan kenikmatan semu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar